PEKANBARU (RA) - Praktik eksploitasi anak di Kota Pekanbaru masih menjadi fenomena yang memprihatinkan. Anak-anak masih saja terlihat bekerja di jalanan, mulai dari menjadi manusia silver, mengemis, hingga menjajakan tisu di kawasan ramai.
Baru-baru ini, dua bocah perempuan dan laki-laki tampak menjual tisu di kawasan Kuliner Malam Cut Nyak Dien. Mereka menyodorkan tisu berwarna merah muda kepada pengunjung yang sedang menikmati suasana malam.
Keduanya mengenakan pakaian sederhana. Bocah perempuan tampak memakai kaos biru dongker dengan celana panjang, sementara rekannya yang laki-laki menggunakan kaos hitam dengan celana panjang.
Langkah mereka terlihat berat menyusuri kawasan kuliner yang dipadati kaum muda-mudi dan keluarga.
Wajah murung bocah perempuan kian jelas memperlihatkan rasa letih. Beberapa kali ia berjalan sambil menunduk, bahkan sesekali meraba tenda pedagang untuk menopang tubuhnya.
Sorot matanya kosong, menandakan beban yang tak seharusnya ia tanggung di usianya yang masih belia. Sementara itu, bocah laki-laki yang menemaninya tampak sedikit lebih kuat, meski tetap memancarkan lelah di wajahnya.
Kendati demikian, ia terus berusaha melangkah dan menyodorkan tisu kepada setiap orang yang mereka temui. Pemandangan itu memunculkan rasa iba bagi banyak pengunjung yang menyaksikan.
Fenomena anak bekerja di jalanan bukan hal baru di Pekanbaru. Kondisi ini kembali mengingatkan banyak pihak bahwa perlindungan anak masih menghadapi tantangan besar.
Di tengah geliat kota yang terus berkembang, wajah-wajah kecil ini menjadi potret nyata bahwa masih ada anak-anak yang kehilangan hak bermain dan belajar, tergantikan dengan beban mencari nafkah di jalanan.