PEKANBARU (RA) - Manajemen PTPN IV Regional III menunjukkan langkah tanggap dan responsif usai insiden tragis yang menewaskan salah seorang karyawan pabrik kelapa sawit berinisial Mz (45).
Perusahaan langsung memberikan dukungan penuh baik secara moril, administratif, maupun materil kepada pihak keluarga korban.
Corporate Secretary PTPN IV Regional III, Andiansyah Hamdani, menyampaikan duka cita mendalam atas insiden yang terjadi di salah satu unit pabrik pada Jumat dinihari, sekitar pukul 04.45 WIB, saat korban sedang menjalankan tugas pada shift dua.
"Kita sangat menyesali insiden ini dan mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya salah seorang keluarga besar kami," ujar pria yang akrab disapa Aan, Senin (2/6/2025) di Pekanbaru.
Menurut Andiansyah, insiden tersebut terjadi akibat human error yang menyebabkan korban terjebak di rel lori angkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Situasi berlangsung cepat dan di luar perkiraan, sehingga tidak sempat dihindari oleh korban maupun rekan kerja di sekitarnya.
Begitu kejadian berlangsung, tim manajemen langsung mengaktifkan prosedur tanggap darurat internal. Korban segera dievakuasi dan dibawa ke salah satu rumah sakit besar di Kota Pekanbaru.
Namun, upaya medis tak berhasil menyelamatkan nyawa Mz yang menghembuskan napas terakhir di ruang perawatan.
"Tim kami sudah memberikan pertolongan pertama dan bergerak cepat membawa korban ke rumah sakit. Tapi takdir berkata lain, nyawa beliau tidak bisa diselamatkan," tutur Aan dengan nada penuh keprihatinan.
Pasca insiden, manajemen tidak tinggal diam. Mereka segera menghubungi keluarga korban, mengawal proses pemulangan jenazah, serta menanggung seluruh biaya penyelenggaraan jenazah sebesar Rp26 juta sebagai bentuk tanggung jawab moral dan institusional.
Langkah lanjutan berupa pemenuhan hak-hak normatif korban juga langsung dilakukan. Di antaranya adalah pemberian gaji penuh selama enam bulan ke depan, santunan kemalangan sesama karyawan sebesar Rp7 juta, serta pencairan seluruh manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan dan asuransi Jastan dengan nilai lebih dari Rp100 juta.
Tak hanya itu, manajemen juga menjamin masa depan anak-anak korban, terutama yang masih menempuh pendidikan. Seluruh biaya pendidikan anak-anak Mz akan ditanggung hingga mereka menamatkan sekolah, sebagai bentuk empati perusahaan terhadap keluarga almarhum.
"Anak beliau yang kini duduk di kelas 2 SMA, insya Allah akan kita rekrut sebagai karyawan tetap PTPN IV Regional III setelah ia lulus tahun depan," ungkap Aan. “Kami berharap ini bisa menjadi sedikit penghibur dan jaminan masa depan bagi keluarga.”
Langkah cepat manajemen ini disambut penuh haru oleh Kasmawati, istri almarhum Mz. Ia menyampaikan terima kasih atas segala bentuk dukungan yang terus mengalir dari pihak perusahaan, sejak awal insiden hingga saat ini.
"Saya sangat berterima kasih atas empati dan bantuan manajemen PTPN IV. Mereka tidak pernah lepas dari kami, sejak insiden terjadi hingga saat ini," ujar Kasmawati.
Ia juga mengakui bahwa sejak suaminya dievakuasi, pihak perusahaan terus mendampingi, mengurus segala administrasi, bahkan mengatur proses pemakaman dengan penuh penghormatan.
"Insya Allah suami saya khusnul khatimah. Saya sudah ikhlas menerima ini semua. Dan kami sangat menghargai bahwa perusahaan masih terus peduli, termasuk kepada anak-anak kami," tambahnya.
Kasmawati secara khusus mengapresiasi komitmen manajemen yang akan mempekerjakan putranya setelah lulus SMA. Baginya, hal ini menjadi angin segar sekaligus jaminan harapan baru di tengah duka yang masih membekas.
"Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan tidak hanya melihat kami sebagai karyawan semata, tapi juga sebagai keluarga. Tidak ada kata lain selain terima kasih sebesar-besarnya," ujarnya sambil menahan air mata.
Pihak PTPN IV Regional III juga menegaskan bahwa insiden ini akan menjadi evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan kerja di lingkungan pabrik. Peninjauan ulang terhadap SOP dan pelatihan keselamatan akan ditingkatkan guna mencegah kejadian serupa.
"Kita akan perketat kembali pelatihan safety dan evaluasi semua SOP operasional. Keselamatan karyawan adalah prioritas utama," tegas Aan.
Sebagai langkah konkret, tim K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) internal PTPN IV telah mulai menyusun protokol baru yang lebih ketat serta merencanakan pelatihan ulang bagi seluruh operator pabrik dan teknisi.