PEKANBARU (RA) - Sejumlah pengusaha di Kota Pekanbaru, diduga alami penipuan oleh oknum pengelola majalah inisial MF. Mereka diimingi untuk dipromosikan pada satu majalah, dan dimintai sejumlah uang.
Seorang pengusaha kuliner di Pekanbaru, berinisial RT (35) mengaku bahwa dirinya dimintai uang sebesar Rp1 juta sebagai jasa untuk biaya penerbitan promosi produk kuliner pada majalah tersebut.
Walaupun sudah membayar uang sebesar yang diminta, dirinya harus menunggu selama 9 bulan hingga produk yang dipromosikan terbit pada majalah tersebut.
"Sudah 5 bulan nunggu sejak uang DP saya kasih, saya tanyakan lagi baru dinaikkan di Instagram. Di majalahnya belum," kata RT, Selasa (20/5).
Ia menuturkan, pada Oktober 2024 kemarin MF selaku pengelola majalah BE menawari RT untuk mempromosikan produk kuliner yang ia kelola di majalah BE.
Tanpa sebelumnya ada kesepakatan antara kedua belah pihak, untuk berapa besaran tarif yang harus dikeluarkan untuk biaya penerbitan di majalah tersebut.
"Setelah diwawancarai, di foto untuk bahan majalah. Lalu dia bilang ke saya mau yang harga berapa, mulai dari 1,5 juta hingga Rp12 juta," terangnya.
Karena kaget mendengar besaran tarif yang dikenakan, lantas RT hanya menyanggupi membayar Rp1 juta untuk penerbitan di majalah.
"Saya kasih DP Rp500 ribu. 5 bulan kemudian tidak ada kabar saya hubungi lagi baru diterbitkan di Instagram. Sampai pengacara saya telepon dia, sudah 9 bulan baru dikasih majalahnya," papar RT.
"Jadi dia, ke klien itu memaksa gitu. Harga yang dikasih nya itu juga tidak masuk akal," jelas RT mengakhiri.
Hal yang sama juga dialami, RA salah seorang pengusaha fashion. Ia mengaku dihubungi MF untuk mengajak agar produk yang ia jual diterbitkan di majalah BE.
"Jadi dia itu cari pengusaha-pengusaha di Instagram. Ditawari supaya mau masuk majalah," papar RA.
Ia menuturkan, Juli 2024 kemarin dirinya ditelepon oleh MF untuk mengajak berjumpa dan mengajak agar usaha fashion yang dilakoninya untuk dipromosikan di majalah.
Hingga akhirnya RA mau untuk bertemu MF dan menceritakan awal perjalanan usaha yang sedang ia rintis hingga saat ini, di salah satu kafe.
"Setelah wawancara, langsung ditodong mau harga yang berapa supaya bisa masuk majalah," ucapnya.
Ia pun sempat terlibat perkelahian mulut dengan MF, karena merasa tidak menginginkan untuk masuk majalah dan dituntut harus membayar. Apalagi dia diundang oleh MF.
"Saya tolak saat itu. Teman saya juga kena Rp1,5 juta, sampai sekarang gak diterbitkan produk dia di majalah itu. Jadi modus nya gitu, mana yang lemah ya jadi korbannya. Sudah ada 54 orang itu korbannya," ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, redaksi masih berupaya melakukan konfirmasi ke pihak MF.