PEKANBARU (RA) - Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri, menyoroti masih banyaknya persoalan sosial yang belum terselesaikan di Kota Pekanbaru.
Mulai dari keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng), pak ogah, hingga manusia silver yang masih berkeliaran di sejumlah titik keramaian.
Menurut Azwendi, fenomena tersebut telah mengganggu wajah kota. Ia juga menyoroti munculnya aktivitas prostitusi terselubung di beberapa kawasan di Pekanbaru.
"Permasalahan sosial di Pekanbaru ini masih banyak. Kita masih melihat gepeng, pak ogah, dan manusia silver yang berkeliaran di jalanan. Tapi selain itu, ada hal lain yang juga harus jadi perhatian serius, yaitu tempat-tempat prostitusi di wilayah Kota Pekanbaru," ujar Azwendi, Kamis (30/10/2025).
Politisi Partai Demokrat itu menyebut, sejumlah kawasan diduga menjadi lokasi aktivitas prostitusi terselubung, di antaranya wilayah Jondul, serta beberapa kawasan perkantoran dan pertokoan di Jalan Nangka, Arengka, dan Jalan SM Amin.
"Kami dapat informasi ada ruko-ruko yang dijadikan tempat prostitusi terselubung. Bahkan ada juga yang dijadikan tempat karaoke tanpa izin dan menyediakan pelayan wanita. Ini harus diselidiki dan ditindak tegas," tegasnya.
Azwendi menduga, ada oknum tertentu yang membekingi aktivitas tersebut. Karena itu, ia meminta Pemko Pekanbaru melakukan penyelidikan mendalam agar praktik semacam ini tidak terus berulang.
"Harus diselidiki secara detail dan akurat. Apakah ini karena unsur kesengajaan atau ada oknum yang membekingi? Kalau ada keterlibatan pihak tertentu, tentu tidak bisa dibiarkan," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa aktivitas prostitusi tidak memberikan manfaat bagi daerah, karena tidak membayar pajak dan tidak memiliki izin usaha, justru menimbulkan dampak sosial yang negatif.
"Tidak ada untungnya. Mereka tidak bayar pajak, tidak punya izin, dan tidak ada kontribusi bagi daerah. Yang ada justru mudaratnya, penyakit masyarakat timbul," ujarnya.
Azwendi mendesak Satpol PP Pekanbaru bersama tim yustisi agar lebih serius menangani persoalan sosial, termasuk prostitusi terselubung.
"Satpol PP harus bergerak nyata. Jangan hanya tampil di media sosial atau pemberitaan untuk mempercantik citra saja," tegasnya.
Ia berharap Pemko Pekanbaru lebih serius menata kota agar bebas dari aktivitas yang merusak citra ibukota Provinsi Riau tersebut.
"Kalau kita mau Pekanbaru ini jadi kota yang tertib dan maju, semua penyakit masyarakat harus ditangani serius. Termasuk kalau ada oknum yang membekingi, harus ditindak. Kota ini harus kita kelola dengan baik," tutup Azwendi.